Mantan Pacar dan Teman Dekat

Seperti cerita romansa saja, tetapi kenyataannya banyak terjadi ketika mantan pacar kemudian berpacaran dengan teman terdekat kita.

Saya tidak bisa membayangkan rasanya berada dalam posisi tersebut karena memang tidak pernah mengalaminya. Namun, dugaan saya, meski pada dasarnya sebuah hal yang sah-sah saja dilakukan, tetap akan lumayan mempengaruhi seseorang.

Bagaimanapun, tetap saja akan ada rasa, baik itu kesal, merasa kalah, atau tidak nyaman akan hadir dalam hati melihat sang mantan tersayang berdekatan dengan orang lain.

Saya pikir tetap akan butuh kebesaran dan kelapangan hati dalam menyikapi situasi seperti.

Dan, mudah-mudahan, sang putra semata wayang saya, memiliki semua kebesaran dan kelapangan hati saat ini. 

Saya yakin ia memilikinya, meskipun tidak terhindarkan ada sedikit kekhawatiran menyelusup ke dalam hati.

Bogor sedang hujan malam ini.

Kalendar

Pak RT, Pak RT.. Makanya jangan terlalu egois memikirkan keinginan sendiri atau yang mendukung saja. Jadi RT itu pasti akan membutuhkan bantuan banyak dari warganya.

Kayak sekarang ini. 

Ingin rasanya mengatakan pada si Pak RT, "Minta saja sama konco-koncomu dan nggak usah minta tolong sama saya. Selama ini juga pak RT tidak pernah minta pendapat atau saran. Bahkan diajak rundingan pun tidak pernah karena bapak tahu pasti saya akan banyak menentang" 

Cuma kasihan juga karena cuma saya yang menyimpan semua foto dokumentasi kegiatan. Padahal, ia mau membuat kalendar yang khusus untuk warga di RT-nya. Jadi, ia butuh sekali foto atau image yang bisa menarik dan mewakili seluruh warganya.

Sudah gatal mulut ingin "menabok" pak RT karena sikapnya yang mau menang sendiri dan tidak mau idenya ditentang, bahkan tidak mau memanggil warga untuk rapat membahas idenya. Maunya jalan sendiri terus tanpa peduli warga lainnya, kecuali yang dipandangnya bukan oposisi.

Kalau saja tidak ingat bahwa kalau saya bertindak begitu hasilnya tidak akan bagus dan hanya ada konflik, saya pasti sudah menceploskan perkataan nyelekit itu langsung.

Sayangnya, saya masih manusia yang kadang malas berkonflik. Jadilah, saya meng-iya-kan untuk membantu idenya dan menyediakan foto-foto yang diperlukan.

Walau hasilnya, saya harus menghabiskan hampir 2 hari untuk memilah dan memilih foto serta membuat kolase, tetapi saya memutuskan untuk melakukannya.

Karena, saya sadar sekali, bahwa kalau mau lingkungan hidup kita baik, maka saya juga harus mau terlibat di dalamnya. Juga, tidak ada kebaikan dari melempar bensin ke rumah sendiri. 

Bagaimanapun juga, saya dan istri, sangat mungkin, akan tinggal di lingkungan yang sekarang pak RT kelola di masa depan. Jadi, saya berusaha untuk tidak membakar rumah sendiri.

Itu saja alasan saya mau membantu mengerjakan pembuatan kalendar si Pak RT ini.

Memotivasi Orang Lain Lebih Mudah Daripada Memotivasi Diri Sendiri

Komputer bukan sebuah masalah. Meskipun, komputer lama rusak, tetapi keleluasaan kantor untuk membawa pulang laptop, menihilkan komputer sebagai hambatan terbesar bagi saya sebagai seorang blogger. Dengan komputer, yang meski bukan milik sendiri, tetapi lebih bagus dari yang pernah saya punya, seharusnya ada puluhan bahkan ratusan artikel yang ditelurkan selama setahun belakangan.

Namun, sayangnya hasilnya nihil. Saya masih lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar TV menonton drakor atau dracin atau bahkan menonton Youtube. Bahkan, ketika tidak ada acara menarik sekalipun, saya tetap enggan menghabiskan waktu untuk menyusun kata-demi kata.

Masalah lainnya? Tidak ada juga. Belasan folder loose leaf, agenda, bahkan cork board, ada di depan meja kerja. Cadangan kertas loose leaf pun banyak di dalam laci meja.

Tidak ada masalah dengan perangkat dan peralatan. Seharusnya, kalaupun tidak menelurkan tulisan, saya masih bisa melakukan banyak hal terkait blogging.

Sayangnya, faktanya, dan memang kenyataannya demikian, saya masih seperti menghindar dari bergelut kembali ke dunia blog. Bahkan, sekedar menengok hasil pemasukan uang dari Adsense saja tidak saya lakukan. Padahal, itu berkaitan dengan uang, yang seharusnya akan mendorong orang untuk lebih rajin dan bersemangat, tetapi tetap tidak ada hasil.

Krisis motivasi dalam diri saya selama satu tahun belakangan memang parah sekali. Dari semula yang sampai tidak mau berpaling sedikitpun dari yang namanya ngeblog, sekarang bahkan menyentuhnya saja malas.

Ironisnya, sebagai blogger yang bukan pemula, sudah hampir 9 tahun, saya sadar sekali masalahnya. Bukan karena kesulitan menemukan akar masalah. Hal itu sudah ditemukan, yaitu masalah motivasi.

Entah dengan alasan apa, motivasi ngeblog seperti sirna begitu saja. Mirip dengan tetesan air yang diteteskan ke atas tutup panci panas. Hilang begitu saja.

Sebenarnya dan seharusnya, hal itu juga bukan sebuah masalah besar. Saya tahu cara mengatasinya dan bahkan pernah beberapa kali menuliskan pengalaman mengatasi hal tersebut untuk mendorong blogger yunior berkarya. Saya sering menyarankan kepada mereka untuk terus memaksa dan menjaga motivasi dalam diri mereka kalau mereka memang serius ngeblog.

Gobloknya, sekarang,saat mengalami masalah tersebut saya bahkan tidak mau memikirkan hal tersebut. Jangankan memaksa diri, bahkan berpikir tentang blogging saja, saya malas. Meski kadang terlintas di kepala untuk aktif kembali, tetap saja saya berusaha menyingkirkan pemikiran tersebut.

Yah, memang ternyata saya masih manusia biasa. Manusia yang lebih mudah bicara daripada bertindak. Manusia yang lebih bisa menyarankan pemecahan kepada orang lain, tetapi pada saat dihadapkan pada msalah yang sama, saya tidak bisa mempraktekkannya.

Entah itu pertanda baik atau buruk. Saya tidak bisa memutuskannya sekarang.

Bogor, 08 Desember 2023

Utang

 Mumet memang. Niatnya sudah dikuatkan sejak awal tahun bahwa tahun 2023 ini adalah tahun dimana utang dihapuskan dari kehidupan saya dan keluarga.

Namun, rumahnya tidak semudah itu melaksanakannya.

Si Kribo yang sakit perut berkepanjangan membuat saya dan ibunya khawatir dan setelah mendengarkan yang dijelaskan dokter tentang kondisinya, memaksa keputusan untuk membiarkannya dirawat di RS keluar.

Jeleknya, karena situasi keuangan masih dalam tahap transisi, alias hutang sudah mengecil sekali, tetapi uang cash tidak terlalu besar membuat konsekuensi dari keputusan itu adalah memakai kembali kartu kredit yang ada.

Mau tidak mau karena kalau mengandalkan pada uang cash yang ada, dananya tidak akan cukup untuk membayar biaya perawatan yang dibutuhkan. Untungnya kartu kredit di tangan si Yayang memang kosong dan bisa dipakai.

Akhirnya dipakailah untuk membayar semuanya.

Biayanya masih ditambah dengan ongkos menginap di hotel karena perawatan dilakukan di Kota Kembang, Bandung dan bukan Kota Hujan, Bogor. Suka tidak suka karena kami tidak memiliki base di kota tersebut, dan jarak lokasi kos-kosan si Kribo jauh, kami harus mendapatkan tempat untuk beristirahat.

Demi menghindari cadangan cash terkuras, kartu kredit lagi menjadi andalan. 

Belum lagi karena saya juga butuh komputer baru, pengganti yang lama yang sudah wafat, saya tidak bisa menunggu sampai tahun depan ketika bonus turun. Kartu kredit kembali menjadi pilihan.

Bedanya, kali ini, saya memutuskan menggunakan fasilitas cicilan yang disediakan. Dengan begitu, perhitungan cash flow di masa depan tidak akan memberatkan dan menyusahkan.

Setelah dihitung-hitung, meski hutang saya bertambah lagi dan pastinya target nihil utang pada tahun ini tidak tercapai, cash flow di masa datang tidak akan terlalu terganggu dan bahkan bisa diprediksi tidak akan ada masalah dalam keuangan. Semua masih dalam tahap wajar dan terkendali.

Untungnya memang kami sekeluarga bukan orang yang gemar berhutang. Kami hanya akan berhutang ketika memang dirasa sangat perlu.

Kesehatan si Kribo lebih utama dibandingkan target tanpa hutang. Begitu juga komputer, memang sangat diperlukan karena menggotong laptop kantor pulang pergi naik kereta menyakitkan bagi punggung yang tulangnya semakin tua ini.

Jadi, "sedikit" berhutang lagi rasanya pilihan yang sangat logis dan merupakan opsi dan jalan keluar sementara yang paling bagus.

Lagi pula, kalau dipikir lagi, hutang yang ada pun bahkan kalau mau bisa dilunasi keseluruhannya ketika menerima gaji. Jadi, pemasukan masih jauh di atas utang dan rasionya juga masih di bawah 10% kalau memang mau.

Walau kalau tahun depan bonus keluar, mungkin melunasi sekaligus sangat mungkin dilakukan, karena bagaimanapun, saya memang sudah malas berhutang.

Bogor, 6 Desember 2023

Komputer Baru

 Akhirnya... Punya komputer lagi. Setelah lebih dari 1 tahun mengandalkan pada laptop HP kantor, hari ini sebuah laptop murah bermerk kurang terkenal sampai di rumah.

Hanya seharga 2 jutaan saja. Bertenaga hanya Celeron saja, yang bagi banyak orang dirasa kurang karena memang prosesor ini ditargetkan untuk komputer kalangan "rendahan" saja. Merknya juga hanya merk Indonesia, ADVAN, yang bagi banyak orang dipandang kurang greget dan keren, apalagi dibandingkan Apple.

Jauh.

Namun, saya sudah senang hari ini ketika membuka bungkusnya. Meski performanya pasti di bawah laptop kantor yang bertenaga Intel Core i3, atasan Celeron, tetapi sudah pasti sudah sangat cukup untuk membuat tulisan di blog atau mengerjakan spreadsheet di Excel.

Notebook baru ini pasti tidak akan kuat untuk desain grafis atau photo editing berat. Saya sudah tahu itu, tetapi meski saya sedang berusaha mendirikan digital marketing agency, pekerjaan yang saya lakukan lebih pada manajemen. Tidak akan ada editing video atau foto yang berat-berat. Yang ringan pasti ada karena saya masih ngeblog.

Jadi, komputer yang akan dicicil selama 12 bulan ini, supaya tidak mengganggu cash flow rumah tangga dirasa sudah lebih dari cukup untuk melakukan tugasnya.

Mudah-mudahan saja dengan hadirnya si Advan, semangat ngeblog saya bisa kembali lagi seperti dulu.


Bogor, 4 Desember 2023

Just Another Ordinary Day

Tidak banyak yang dilakukan hari ini. Sekedar pergi ke kantor, mengerjakan pekerjaan rutin, pulang ke rumah, nonton drakor, dan yah, biasa saja.

Yang berbeda hanyalah, hari ini, saya mulai kembali mencoba kembali ke dunia blog dengan mencoba menulis. Belum ada tulisan yang dipublish dan masih sekedar mencatat ide di agenda ataupun di Outlook Notes.

Hambatan utamanya masih bercokol dalam diri sendiri, yaitu perasaan un-motivated alias kehilangan motivasi.

Belum tahu sampai kapan hal ini berlanjut. Harapannya, nanti di tahun 2024, sejak awal saya sudah bisa 100% kembali menjalankan kehidupan sebagai blogger lagi. 

Mudah-mudahan saja hari di tahun 2023 yang tersisa masih cukup untuk dipakai sebagai periode adaptasi kembali ke dunia tersebut.

Saat dimana saya merasa bahwa hari-hari terasa bukan sekedar hari yang ordinary atau biasa saja karena pada waktu itu saya seperti memiliki arah dan tujuan.

Bukan seperti hari-hari sejak lebih dari 1 tahun terakhir ini.

Bogor, 27 Nopember 2023

Mantan Pacar dan Teman Dekat

Seperti cerita romansa saja, tetapi kenyataannya banyak terjadi ketika mantan pacar kemudian berpacaran dengan teman terdekat kita. Saya tid...