Memotivasi Orang Lain Lebih Mudah Daripada Memotivasi Diri Sendiri

Komputer bukan sebuah masalah. Meskipun, komputer lama rusak, tetapi keleluasaan kantor untuk membawa pulang laptop, menihilkan komputer sebagai hambatan terbesar bagi saya sebagai seorang blogger. Dengan komputer, yang meski bukan milik sendiri, tetapi lebih bagus dari yang pernah saya punya, seharusnya ada puluhan bahkan ratusan artikel yang ditelurkan selama setahun belakangan.

Namun, sayangnya hasilnya nihil. Saya masih lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar TV menonton drakor atau dracin atau bahkan menonton Youtube. Bahkan, ketika tidak ada acara menarik sekalipun, saya tetap enggan menghabiskan waktu untuk menyusun kata-demi kata.

Masalah lainnya? Tidak ada juga. Belasan folder loose leaf, agenda, bahkan cork board, ada di depan meja kerja. Cadangan kertas loose leaf pun banyak di dalam laci meja.

Tidak ada masalah dengan perangkat dan peralatan. Seharusnya, kalaupun tidak menelurkan tulisan, saya masih bisa melakukan banyak hal terkait blogging.

Sayangnya, faktanya, dan memang kenyataannya demikian, saya masih seperti menghindar dari bergelut kembali ke dunia blog. Bahkan, sekedar menengok hasil pemasukan uang dari Adsense saja tidak saya lakukan. Padahal, itu berkaitan dengan uang, yang seharusnya akan mendorong orang untuk lebih rajin dan bersemangat, tetapi tetap tidak ada hasil.

Krisis motivasi dalam diri saya selama satu tahun belakangan memang parah sekali. Dari semula yang sampai tidak mau berpaling sedikitpun dari yang namanya ngeblog, sekarang bahkan menyentuhnya saja malas.

Ironisnya, sebagai blogger yang bukan pemula, sudah hampir 9 tahun, saya sadar sekali masalahnya. Bukan karena kesulitan menemukan akar masalah. Hal itu sudah ditemukan, yaitu masalah motivasi.

Entah dengan alasan apa, motivasi ngeblog seperti sirna begitu saja. Mirip dengan tetesan air yang diteteskan ke atas tutup panci panas. Hilang begitu saja.

Sebenarnya dan seharusnya, hal itu juga bukan sebuah masalah besar. Saya tahu cara mengatasinya dan bahkan pernah beberapa kali menuliskan pengalaman mengatasi hal tersebut untuk mendorong blogger yunior berkarya. Saya sering menyarankan kepada mereka untuk terus memaksa dan menjaga motivasi dalam diri mereka kalau mereka memang serius ngeblog.

Gobloknya, sekarang,saat mengalami masalah tersebut saya bahkan tidak mau memikirkan hal tersebut. Jangankan memaksa diri, bahkan berpikir tentang blogging saja, saya malas. Meski kadang terlintas di kepala untuk aktif kembali, tetap saja saya berusaha menyingkirkan pemikiran tersebut.

Yah, memang ternyata saya masih manusia biasa. Manusia yang lebih mudah bicara daripada bertindak. Manusia yang lebih bisa menyarankan pemecahan kepada orang lain, tetapi pada saat dihadapkan pada msalah yang sama, saya tidak bisa mempraktekkannya.

Entah itu pertanda baik atau buruk. Saya tidak bisa memutuskannya sekarang.

Bogor, 08 Desember 2023

Mantan Pacar dan Teman Dekat

Seperti cerita romansa saja, tetapi kenyataannya banyak terjadi ketika mantan pacar kemudian berpacaran dengan teman terdekat kita. Saya tid...